Adegan Asusila Remaja Belia

Jagat pendidikan Indonesia terguncang. Aksi seks bebas terjadi di sekolah dan diabadikan dengan kamera video ponsel kemudian disebarkan. Sudah separah itukah pergaulan remaja di Indonesia? Sejauh mana pendidikan selama ini mendidik siswa dan siswinya? Akankah ini sudah jadi tren di kalangan remaja? Ikuti kupasannya dalam Fokus kali ini.

Segerombolan remaja di sudut gang di Jakarta terlihat serius memandangi sebuah ponsel. Ada apakah gerangan? Eh ternyata mereka menyaksikan aksi seks bebas dua sejoli remaja SMP sedang melakukan tindakan asusila.

Video itu menyebar ke mana-mana tanpa bisa dikendalikan lagi. Mungkin saat ini sudah ditonton oleh jutaaan pasang mata di Indonesia. Tidak hanya dinikmati orang dewasa, bisa jadi oleh anak-anak di sekitar Anda.

Yang mencengangkan, video itu ternyata ‘hasil karya’ remaja SMP Negeri 4 Jakarta. Kalau remaja SMP saja sudah berani beradegan mesum di depan kamera dan kemudian menyebarluaskannya, bagaimanakah lagi dengan remaja SMU dan para mahasiswa?

Polda Metro Jaya langsung menyelidiki kasus tersebut. Adegan mesum itu terjadi pada Jumat 13 September 2013 lalu, tepatnya pukul 11.50 WIB.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menerangkan, aksi mesum itu dilakukan oleh siswi kelas 9 itu berinisial AE dan adik kelasnya FP. Saat itu, kata Rikwanto, AE turun dari kelasnya saat pelajaran usai. Di lantai dasar sekolah, AE diajak temannya ke salah satu ruang untuk bertemu dengan temannya yang lain yaitu CN, CD, DN, IV, dan WW.

Ketika AE masuk, lanjut Rikwanto, selain ada teman-teman yang disebut tadi, ternyata sudah ada seorang pria yang merupakan adik kelas mereka, FP. Kemudian, lanjutnya, A menyuruh AE untuk berhubungan intim dengan FP. Sedangkan, teman-teman yang lainnya, merekam dengan menggunakan telepon genggam.

"Menurut keterangan, A juga mengancam AE dengan menggunakan pisau dan akan melukainya jika tidak melakukan apa yang ia suruh," terangnya

Namun, menurut Rikwanto, polisi menyimpulkan aksi tersebut berdasarkan suka sama suka. "Tampak keduanya terlihat tidak ada paksaan saat melakukan adegan yang terekam kamera ponsel tersebut," jelasnya.

Ini berdasarkan pengakuan FP. Menurut anak yang baru berusia 13 tahun itu, adegan tersebut dilakoninya tanpa ada unsur pemaksaan di dalamnya. Yang mengagetkan, mereka mengaku telah melakukan adegan yang seharusnya hanya boleh dilakukan sepasang suami istri tersebut sebanyak lima kali.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan menjelaskan lebih gamblang lagi. Kedua siswa ini pertama kali beradegan seks yaitu pada 24 September di dalam kelas. Kedua pada esoknya 25 September.

"Tanggal 25 tiga kali melakukan di tempat yang berbeda. Pertama jam 08.00 WIB, lalu siangnya dan pas pulang sekolah. Semua dilakukan di dalam kelas," katanya.

Terakhir, yaitu pada 27 September yang dilakukan usai pulang sekolah. "Saat melakukan adegan itu, selalu direkam oleh teman-temannya," tuturnya.

DKI Gusar
Aksi mesum ini membuat gusar Pemprov DKI Jakarta. Pemprov DKI pun turun tangan. Provinsi yang dipimpin Jokowi ini pun menyelidiki kasus yang memalukan dunia pendidikan di DKI Jakarta itu. Sejumlah sanksi sudah disiapkan bagi para pelaku adegan mesum dan siswa-siswa yang menyaksikan dan merekam adegan tersebut.

"Saya lagi mau dengar laporan mereka. Bila perlu sanksinya tidak naik kelas yang buat-buat video itu. Dulu waktu adik saya SD berantem satu kelas, satu kelas tidak naik kelas," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (31/10).

Ia menjelaskan, Disdik DKI akan meminta bantuan psikolog untuk mengungkap kasus ini. Harapannya ada fakta baru yang terungkap.

Ahok, sapaan Basuki, menambahkan, kasus seperti ini harus diberikan hukuman yang setimpal. Dengan begitu tak ada lagi yang coba-coba melakukan hal serupa di waktu yang akan datang.

"Prinsip kami harus ada sanksi yang jelas supaya ada efek jera kepada anak-anak yang kurang ajar membuat film seperti itu. Kemarin kita udah kasih pengarahan pada pihak sekolah. Kita tunggu laporan mereka," tandasnya.

Munculnya tindak asusila ini mendorong sejumlah sekolah di Jakarta langsung mengambil sikap. Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat akan memasang kamera closed-circuit television (CCTV) di 17 SMA dan 9 SMK Negeri Jakarta Barat pada awal 2014. Pemasangan itu bertujuan untuk meminimalisasi kasus bullyingdan pelecehan seksual seperti yang terjadi di SMPN 4, Jakarta Pusat.

Kamera itu akan dipasang di kelas-kelas untuk menambah kamera yang sudah dipasang di halaman sekolah. Selain untuk memantau jalannya proses belajar mengajar, juga mencegah aksi negatif siswa.

Pelajaran
Pengamat pendidikan, Guslaeni Hafidz menurutkan peristiwa ini menjadi pelajaran semua pihak tentang bahayanya kehidupan pergaulan bebas di kalangan remaja. Menurutnya, sekolah harus disterilkan dari aktivitas pacaran dan atau berdua-duaan antar lawan jenis.

“Pelajar diwajibkan ikut ekstra kulikuler pengajian untuk pembentukan karakter positif dan islami. Kampanyekan dampak buruk seks bebas,aborsi, pacaran secara massif melalui semua media yang bisa diakses pelajar di lingkungan sekolah,”.

0 comments :

Posting Komentar

Cancel Reply